CILACAP - Dalam kegiatan Pertemuan Rutin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah para anggota berkesempatan untuk mengunjungi Lapas Permisan dan menilik galeri batik, Sabtu (09/11/2024).
Membatik merupakan salah satu jenis kegiatan kemandirian yang ada di Lapas yang pertama kali dibangun tahun 1908 di Pulau Nusakambangan ini. Adapun teknik pembuatannya bervariasi yaitu teknik printing, teknik cap biasa, teknik cap colet, dan teknik tulis.
Pada kesempatan ini anggota DWP dibuat terpukau dengan hasil kreasi Warga Binaan berupa kain batik dengan berbagai corak dan motif.
Baca juga:
Indonesia Satu: Media Pemersatu Bangsa
|
Seperti motif yang terlihat merupakan salah satu contoh batik hasil karya Warga Binaan Lapas Permisan. Batik tersebut bermotif bunga Wijayakusuma yang merupakan ciri khas dari Pulau Pemasyarakatan di Selatan Kabupaten Cilacap ini.
Batik motif bunga Wijayakusuma dalam pembuatannya menggunakan teknik cap colet. Harga satu kain batik tersebut sebesar Rp.175.000, - dengan bonus kotak kardus dan tas untuk membungkus.
Motif Bunga Wijayakusuma merupakan salah satu jenis motif favorit para pengunjung untuk membelinya. Tak jarang mereka memborong untuk dijadikan kemeja anggota keluarga.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Permisan, Reza menjelaskan bahwa selain motif Bunga Wijaya Kusuma juga ada berbagai motif seperti flora dan fauna yang terdapat di pulau penjara ini. Diantaranya adalah, Burung Gagak, Burung Hantu, Ular Kobra dan berbagai macam objek-objek di Pulau Nusakambangan.
“Hal ini membuktikan bahwa kualitas produk karya WBP Lapas Permisan tergolong baik. Oleh karena itu, kedepannya Lapas Permisan terus berinovasi dalam rangka mewujudkan Pemasyarakatan Semakin Maju, ” ungkap Reza.
(N.son/Reza)